Kini, pengguna behel bukan hanya mereka yang bermasalah menurut pandangan ahli gigi. Tak sedikit orang yang mengenakan behel sebagai fashion belaka sejak aktor rupawan Hollywood, Tom Cruise, mengenakan perangkat ini. Padahal, penggunaan behel akan menghambat proses pembersihan gigi sehingga membuat gigi rentan mengalami masalah gigi berlubang.
Orthodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi untuk memperbaiki masalah maloklusi, yaitu cara menggigit yang tidak wajar. Ketidakwajaran ini dapat terjadi karena ketidakteraturan gigi, hubungan rahang yang tidak proporsional atau bisa keduanya.
Perawatan Orthodonti saat ini banyak diminati oleh para pasien dokter gigi, terutama untuk pemasangan behel atau biasa dikenal dengan kawat gigi. Secara medis, pemasangan behel diperlukan untuk merapikan struktur gigi agar dapat digunakan secara optimal dan tidak mengganggu kesehatan gigi dan mulut. Proses terapi Orthodonti bisa saja difokuskan pada perapian gigi semata, namun bisa juga dengan kontrol serta modifikasi struktur wajah. Proses yang disebut terakhir akrab disebut dengan terapi Ortopedi Dentofacial. Walaupun demikian, perawatan orthodonti bisa juga dilakukan hanya untuk keperluan estetika alias fashion.
Saat ini, terdapat dua jenis behel yang popular di Indonesia dan bisa dipesan oleh para pasien Orthodonti yaitu behel dengan base logam dan keramik. Base ini ditempelkan di gigi pasien sebagai tempat menyangkutkan kawat yang diatur sedemikian rupa sehingga gigi pasien dapat dirapikan sesuai harapan.
Pilih Behel Logam atau Keramik?
Secara fisik, behel dengan base logam memiliki warna mengkilap khas logam yang kontras dengan warna gigi. Pemakai behel jenis ini kerapkali mendapatkan perhatian khusus dari orang-orang sekelilingnya lantaran penampakannya yang mencolok. Hal itu seringkali membuat pemakainya merasa rendah diri.
Sementara itu, behel dengan base keramik memiliki warna yang mirip dengan warna gigi sehingga seringkali orang-orang di sekitar si pemakai tidak menyadari penggunaan behel oleh pasien. Behel jenis ini tentu saja tidak akan membuat pemakainya merasa minder sehingga pemakaian behel tidak menghalanginya untuk tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya. Behel jenis ini tentu saja memiliki harga yang lebih tinggi daripada behel jenis logam.
Jika kamu dianjurkan oleh dokter untuk menggunakan behel sementara keadaan uangmu pas-pasan, tentu behel logam menjadi solusi yang paling tepat untuk kondisimu. Lalu bagaimana jika kamu termasuk pasien dengan uang berlebih yang bisa saja memilih behel keramik sekalipun? Mana pilihan behel terbaik untukmu?
Untuk dapat menentukan pilihan terbaik, kamu mesti mengenali karakter diri sendiri. Mengenal karakter bukan semata-mata tentang kepercayaan diri, tetapi juga tentang bagaimana pola makan serta seberapa rajin melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Selain itu, kamu juga perlu menanyakan berapa lama program behel ini akan dilakukan.
Pertimbangan-pertimbangan di atas berhubungan dengan karakteristik masing-masing behel yang kontras. Behel logam memang tampak unfashionable tapi dikenal sangat kuat dan tahan bertahun-tahun. Sementara itu, behel keramik memiliki karakteristik yang kurang kuat sehingga mudah terkikis seiring dengan waktu pemakaian. Konsumsi makanan padat yang memerlukan cukup usaha untuk mengunyah akan mempercepat terkikisnya behel dengan base keramik. Behel yang terkikis bisa membuat kawat gigi tidak bisa disangkutkan sehingga base perlu diganti.
Jika kamu termasuk pemakan segala yang menghabiskan daging hingga ke tulang-tulangnya, bisa jadi pilihan behel keramik menjadi kurang tepat untukmu. Apalagi jika kamu bukan termasuk yang rajin melakukan pemeriksaan rutin sehingga kemungkinan besar penyelesaian program behel akan terlambat dari jadwal yang direncanakan. Hal ini memperbesar kemungkinan dasar behel terkikis selama perawatan. Oleh karena itu, jika seseorang telah menyelesaikan program behelnya, sebaiknya ia segera melepaskan behel yang terpasang demi kesehatan gigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar