[caption id="attachment_2680" align="aligncenter" width="199" caption="smartphone-addiction- / photo fom http://www.lifehack.org"][/caption]
Apakah Anda merasa kesulitan untuk tidak memeriksa account sosial media, seperti Facebook atau Twitter, misalnya ? Bangun tidur, sedang makan, sedang berjalan, saat di tempat tidur atau bahkan saat sedang bekerja, tangan Anda masih tetap sibuk dengan smartphone Anda? itu berarti Anda sudah kecanduan. Hmm, sepertinya Anda tidak sendirian. Karena, diperkirakan pada 250 orang juga mengalami hal yang sama.
Menurut sebuah penelitian, kecanduan itu dicirikan dengan susahnya melawan keinginan untuk memeriksa jaringan sosial untuk update ketimbang menolak minum. Sebuah survey yang dilakukan pada 250 orang, ditemukan bahwa tidur dan berhubungan intim merupakan dua hal yang paling dirindukan di siang hari, tetapi bahwa dorogan untuk update dengan jaringan sosial dan pekerjaan merupakan hal yang sulit untuk ditolak. Sebaliknya, alkohol dan tembakau berada di tingkat jauh lebih rendah dari keinginan mereka meski reputasi mereka untuk menjadi adiktif.
Peneliti dari University of Chicago Booth of Business di Amerika, pada peserta Amerika yang cocok dengan perangkat login hampir 8.000 laporan tentang keinginan sehari-hari seseorang. Mereke menemukan bahwa setelah menolak dorongan tertentu sering atau baru-baru ini, menimbulkan kemungkinan mengalah pada waktu berikutnya.Mereka menjelaskan, pada siang hari usaha terus menerus kita untuk melawan godaan getah kemauan kita yang membuat ketagihan yang lebih kuat.
Dr Wilhelm Hofmann, yang memimpin penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science, mengatakan: "Sebagai pemakaian sehari-hari , kemauan menjadi lebih rendah dan upaya kontrol diri lebih mungkin untuk gagal," katanya seperti yang dilansir dari Telegraph.
Sebuah studi serupa yang dipublikasikan pada jurnal yang sama mengklaim bahwa sementara menahan ketika kita mendambakan makanan bisa membantu mengontrol jumlah yang kita perlu makan untuk merasa puas.
Para peneliti dari Catolica-Lisbon School of Business and Economics menemukan bahwa orang yang awalnya tertunda makan keripik mereka diberikan selama percobaan selama seminggu melanjutkan untuk makan dalam jumlah lebih rendah dari mereka yang ingin makan makanan ringan segera.
Sumber: TELEGRAPH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar