[caption id="attachment_2566" align="aligncenter" width="300" caption="_58145672_c0079228-sperm / photo from http://www.bbc.co.uk"][/caption]
Menurut penelitian yang menyelidiki bentuk baru kontrasepsi, sebuah dosis USG ke testis bisa menghentikan produksi sperma.
Hasil ini ditemukan setelah dilakukannya sebuah studi yang dilakukan pada tikus, yang kemudian diterbitkan dalam “Reproductive Biology and Endocrinology” menunjukan bahwa gelombang suara bisa digunakan untuk mengurangi jumlah sperma ke tingkat yang akan menyebabkan infertilitas pada manusia.
Para peneliti menggambarkan USG sebagai “kandidat yang menjanjikan” dalam kontrasepsi. Namun, masih perlu dilakukan lebih banyak tes sebelum bisa digunakan.
Konsep ini pertama kali diusulkan pada tahun 1970an, tapi sekarang sedang dikejar oleh para peneliti di University of North Carolina yang memenangkan hibah dari Bill & Melinda Gates Foundation. mereka menemukan bahwa dua, 15 menit dosis “secara signifikan mengurangi” jumlah sel-sel yang memproduksi sperma dan tingkat sperma.
Hal yang paling efektif bila disampaikan dua hari terpisah dan melalui air garam hangat.Pada manusia, para peneliti mengatakan pria dianggap"sub-subur" ketika jumlah sperma turun di bawah 15 juta sperma per mililiter. Sedangkan, jumlah sperma pada tikus turun menjadi di bawah 10 juta sperma per mililiter.
Dr James Tsuruta, selalu peneliti utama mengatakan, "Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan berapa lama efek kontrasepsi berlangsung dan apakah aman untuk digunakan beberapa kali,” ujarnya seperti yang kami kutip dari BBC.
Tim perlu memastikan bahwa ultrasound menghasilkan efek reversibel, kontrasepsi tidak sterilisasi, serta menyelidiki apakah ada kerusakan kumulatif dari pengulangan dosis. Dr Allan Pacey, dosen senior di andrologi di University of Sheffield, mengatakan: "Itu ide yang bagus, tetapi lebih banyak pekerjaan yang dibutuhkan."
Ia mengatakan bahwa kemungkinan akan adapemulihan produksi sperma, tetapi "mungkin sperma bisa rusak dan setiap bayi mungkin rusak" ketika produksi sperma kembali. "Hal terakhir yang kita inginkan adalah kerusakan berlama-lama untuk sperma," katanya.
Sumber : BBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar