Jumat, 24 Agustus 2012

Ini Alasan Untuk Mematikan Lampu Saat Tidur

Studi yang dilakukan pada tikus menyimpulkan bahwa menyalakan cahaya saat tidur bisa menambah berat badan Anda.

[caption id="attachment_591" align="aligncenter" width="300" caption="Woman Sleeping"]Woman Sleeping[/caption]

Para peneliti menemukan, tikus yang terkena cahaya redup di malam hari selama delapan minggu memiliki berat badan lebih dari sekitar 50 persen dari tikus lain yang tinggal di sebuah sebuah siklus terang-gelap standar.

Laura Fonken, seorang penulis utama sekaligus peneliti di Ohio State University mengatakan meskipun tidak ada perbedaan dalam tingkat aktivitas atau konsumsi makanan harian, tikus yang hidup dengan cahaya di malam hari bisa lebih gemuk daripada tikus lain.

Studi yang terbit dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciencesmengatakan kenaikan berat badan bisa menjadi tanda bahwa cahaya memiliki efek pada metabolisme.

Randy Nelson yang juga rekan penulis studi sekaligus ilmu syaraf dan psikologi  di Ohio State University, mengatakan cahaya pada malam hari membuat tikus dalam penelitian ingin makan pada waktu yang salah untuk “me-metabolisme” makanan secara benar. Kemudian, jika hasilnya dikonfirmasi pada manusia akan menunjukan bahwa makan pada larut malam bisa menjadi faktor resiko tertentu untuk obesitas.

Dalam studinya, tikus ditempatkan di salah satu tiga kondisi, yakni 24 jam cahaya yang konstan, siklus terang-gelap standar yang mencakup 16 jam dan 8 jam gelap atau 16 jam siang hari dan 8 jam cahaya redup.

Hasilnya, mereka yang berada dalam cahaya redup di malam hari mengalami peningkatan lebih tinggi massa tubuhnya secara signifikan, dimulai pada minggu pertama penelitian dan sepanjang penelitian berlanjut dibandingkan dengan tikus yang berada di terang-gelap standar.  Pada akhirnya, tikus dalam cahaya redup di malam hari telah memperoleh sekitar 12 gram massa tubuh, dibandingkan dengan delapan gram bagi mereka yang berada dalam sikus terang-gelap.

Tikus dalam cahaya terang juga memeroleh lebih dari mereka yang berada dalam siklus terang–gelap. Namun, menurut Nelson, tikus yang terkena cahaya redup adalah perbandingan yang lebih penting bagi manusia. Tikus yang terkena cahaya redup tidak makan melebihi yang lain, namun ketika mereka makan, mereka mengonsumsi lebih banyak pada malam hari.

Karena waktu makan tampak signifikan, para peneliti melakukan studi kedua dengan perubahan dibatasinya persediaan makanan. Makanan dibatasi saat tikus biasanya sedang normal aktif atau saat beristirahat. Hasil percobaan ini, tikus yang terkena cahaya redup pada malam hari tidak mendapatkan massa tubuh  lebih dari yang lain saat makanan mereka dibatasi ketika biasanya mereka aktif.

“Ketika kami membatasi asupan makanan mereka untuk saat-saat ketika mereka biasanya makan, kita tidak melihat adanya penambahan berat,” ungkap Fonken seperti yang dilansir dari Times of India. “Ini menambahkan bukti lanjut bahwa waktu makan adalah penting untuk penambahan berat,” tambahnya.

Sedangkan Nelson menegaskan, “Cahaya di malam hari adalah faktor lingkungan yang bisa berkontribusi pada wabah obesitas dengan cara yang tidak orang duga. Obesitas dalam masyarakat berkolerasi dengan sejumlah faktor termasuk paparan cahaya di malam hari.”

Penelitian sebelumnya mengaitkan penggunaan komputer dan televisi yang berkepanjangan di malam hari dan kurangnya aktivitas fisik dengan obesitas. Namun, menurut Nelson, hal itu mungkin dikarenakan makan pada waktu yang salah sehingga mengganggu metabolisme.

“Jelas, menjaga berat badan menuntut menjaga asupan kalori yang rendah dan aktivitas fisik yang tinggi, namun faktor lingkungan dapat menjelaskan mengapa beberapa orang yang menjaga keseimbangan energi yang baik masih bisa bertambah berat,” tutur Nelson lagi.

sumber : www.glowupmagazine.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar