“Aduh Ma, sakit kepala sebelah nih... Udah berhari-hari kambuh terus. Udah minum obat migrain nggak sembuh-sembuh..,” keluh seorang ayah kepada istrinya.
[caption id="attachment_5215" align="alignleft" width="300"] Toothache man. Photo from : ahsmiles.co[/caption]
Berbagai upaya penyembuhan telah ia lakoni tapi tak memberikan hasil yang berarti. Suatu hari ia sangat terdorong ke dokter gigi untuk memeriksakan penyakitnya. Bukan lantaran ia mengetahui hubungan antara sakit kepalanya dengan kesehatan giginya, tapi karena tiba-tiba ia tidak dapat membuka mulutnya secara maksimal. Jika dipaksakan, rasanya sakit bukan main.
Kasus di atas benar-benar terjadi dan tak sembarang dokter gigi berani menanganinya. Kasus di atas perlu ditangani oleh seorang dokter spesialis yang disebut ahli prosthodonti (prosthodontist). Beruntung sang ayah di kasus tadi tinggal di daerah ibukota negara yang memiliki ahli prosthodonti di dekat rumah tinggalnya.
Berdasarkan pemeriksaan intensif di kunjungan pertama, diketahuilah bahwa ternyata rahang bawah tidak membuka ke arah yang sewajarnya. Normalnya, saat kita membuka mulut seperti membentuk vokal 'a', rahang bawah otomatis membuka secara lurus ke bawah. Tatkala posisi rahang kita tidak normal, rahang tidak dapat membuka secara lurus alias agak miring ke kiri ataupun ke kanan. Apabila kelainan ini berlanjut, maka dapat menggeser temporal mendibular joint (TMJ), yaitu sendi yang menghubungkan rahang bawah (mendibular) dengan tulang temporal yang merupakan bagian dari tengkorak. TMJ yang bergeser dapat menjepit saraf-saraf yang terhubung pada otak sehingga mengakibatkan sakit kepala sebelah (migrain). Pada tingkat yang lebih parah, bisa sampai terdengar suara “kriet..kriet..” pada TMJ setiap kali penderita menggerakkan rahang.
Kelainan pada rahang yang berpengaruh pada TMJ hingga sakit kepala dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kebiasaan mengunyah pada salah satu sisi gigi/mulut saja. Beberapa orang merasa nyaman untuk mengunyah makanan pada sebelah kanan mulut saja dan tidak menggunakan sisi sebelah kiri, demikian juga sebaliknya. Hal ini membuat struktur rahang menjadi tidak seimbang dan dapat mempengaruhi TMJ. Selain itu, kelainan rahang juga bisa terjadi pada orang yang giginya ompong. Artinya, ia tidak memiliki gigi pada bagian yang seharusnya terdapat gigi. Kondisi ini akan membuat rahang menyesuaikan bentuk mulut yang bisa saja membuat rahang tidak normal dan mempengaruhi TMJ.
Apabila sampai terjadi migrain yang disebabkan oleh kelainan rahang, obat migrain pun tidak akan mempan. Obat tersebut hanya akan mengurangi nyeri sementara pada kepala, namun setelah efek obat hilang sakit kepala pun kembali datang. Langkah yang paling tepat adalah datang ke dokter gigi untuk memeriksakan kondisi gigi dan rahang. Apabila terjadi kelainan pada gigi/rahang, dokter akan segera mengambil langkah untuk memperbaiki struktur gigi/rahang terlebih dahulu. Rahang beres, TMJ kembali ke tempat semula, migrain pun otomatis sembuh.
Sumber: wikipedia.org | nidcr.nih.gov | nlm.nih.gov
Tidak ada komentar:
Posting Komentar