Selasa, 29 Januari 2013

Tips Merawat Si Buah Hati Bagi Single Parent

[caption id="" align="aligncenter" width="318"]Single Parent Single Parent / photo from http://www.ypoutreach.com[/caption]

Bagi semua pasangan yang telah menikah, anak merupakan harta yang tak ternilai harganya. Akan tetapi hubungan suami istri tak seindah yang dibayangkan oleh semua orang. Banyak sekali masalah yang akan timbul dalam hubungan tersebut yang bahkan mungkin memicu terjadinya perceraian.



Memang benar bahwa perceraian merupakan solusi akhir untuk sebuah hubungan suami istri yang sudah tidak dapat diperjuangkan lagi. Akan tetapi perlu dicermati bahwa yang menjadi korban sebenarnya adalah anak mereka. Seorang anak yang broken home pasti mengalami banyak sekali hambatan dalam perkembangannya, khususnya dalam hal mental. Bagi perempuan yang memiliki tanggung jawab merawat anak tanpa kehadiran suami, ada beberapa tips yang dapat anda gunakan.


1. Atasi permasalahan emosional pada diri anda terlebih dahulu.


Anda takkan mampu mengatasi permasalahan bagaimana membesarkan anak seorang diri bila kondisi mental anda belum stabil. Perlu disadari adalah fakta dimana kondisi emosi anda masih terguncang setelah perceraian tersebut. Anda harus menghindari merenung dan terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi. Selalu coba untuk memberi motivasi terhadap diri sendiri mengenai tanggung jawab merawat anak, bila anda memenangkan hak asuhnya. Jadikan anak sebagai sumber motivasi dan inspirasi untuk tetap menjalani hidup normal dan bahagia seperti sebelumnya.


2. Mengatasi permasalahan ekonomi.


Yang menjadi masalah utama bagi perempuan yang mengalami perceraian adalah tentang bagaimana mereka dapat membiayai anak, baik untuk kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, tempat tingal maupun biaya pendidikan. Bila mengalami kesulitan dalam hal ekonomi ketika membesarkan anak, pastikan anda sudah mendiskusikan terlebih dahulu dengan mantan suami anda ketika menandatangani surat perceraian yang poinnya mengenai pembiayaan anak. Pastikan mantan suami anda juga berperan dalam biaya tersebut karena dia juga masih memiliki tanggung jawab secara finansial terhadap anaknya. Cara yang lain adalah dengan mencari sumber pendapatan tambahan guna memenuhi kebutuhan anak yang anda rawat. Walau harus menguras waktu dan tenaga lebih, hasil yang didapat pasti juga memuaskan.


3. Perhatikan faktor psikologis  diri sendiri dan juga anak anda.


Masalah psikologis yang sering dialami perempuan yang bercerai dan memiliki hak asuh terhadap anaknya, tidak hanya mengenai bagaimana mengatasi depresi terhadap perceraian tersebut, namun juga bagaimana mengatasi masalah emosional yang timbul ketika memandang wajah anak mereka. Contohnya adalah fakta bahwa anak anda memiliki kemiripan wajah dengan ayahnya. Hal ini akan menimbulkan gejolak emosi karena anda teringat dengan mantan suami anda. Pastikan anda dapat mengatasi hal tersebut. Bila mengenai bagaimana mengatasi masalah psikologis yang terjadi pada anak anda, bantuan dari psikolog anak mungkin dapat benar-benar berperan penting. Jangan biarkan anak mengalami masalah dalam bergaul dan belajar karena merasa murung akibat perceraian kedua orang tua mereka.


4. Hindari terlalu mengandalkan bantuan dari orang lain.


Walau memang kadang-kadang kita perlu meminta bantuan kepada teman atau saudara untuk merawat anak kita, namun harus diperhatikan bahwa sebisa mungkin anda harus berperan sendiri dalam membesarkan anak tersebut guna memperkuat hubungan, sehingga sang anak takkan merasa semakin jauh dari orang tuanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar