Selasa, 11 Desember 2012

"Senjata" Bawang Putih Yang Bermanfaat

[caption id="attachment_1353" align="aligncenter" width="300" caption="garlic / photo from http://assets.nydailynews.com"]garlic / photo from http://assets.nydailynews.com[/caption]

Bawang putih tidak hanya berguna sebagai pelezat masakan tapi  juga mempunyai manfaat kesehatannya. Rempah-rempah ini mengandung senyawa yang memiliki kekuatan untuk mencegah kerusakan jaringan yang dapat menyebabkan serangan mematikan di organ vital.

Seekor tikus digunakan para ilmuwan untuk menguji senyawa yang disebut Diallyl Trisulfide pada resiko kerusakan hati yang disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner. namun, pengobatan pada tikus dilakukan dengan segera sebelum aliran darah dipulihkan menunjukan hampir dua pertiga perbaikan hati yang rusak.

Senyawa Diallyl Trisulfide merupakan senyawa yang menghasilkan hidrogen sulfida dalam konsentrasi rendah yang dikenal mampu melindungi jaringan hati. Peneliti dari Emory University School of Medicine di Amerika, mengkonversi diallyl trisulfide, senyawa minyak bawang putih yakni suatu zat yang dapat menghasilkan hidrogen sulfida pada jantung.

Karena pada umumnya gas itu mudah berubah dan tidak stabil, membutanya ia sulit digunakan untuk alat terapi karena harus disuntikan. Mengingat temuan ini, maka minyak bawang putih bisa dikonsumsi langsung, dokter mungkin menggunakan diallyl trisulfide dalam banyak situasi temuan dari peneliti pada penggunana hidrogen sulifda.

“ Ini bisa mencegah kita dari menyuntikan obat yang mengandung sulfida luar di situasi darurat,” kata David Lefer, seorang professor dari Emory University School of Medicine yang dengan timnya sedang melakukan penelitian tentang obat aktif yang menghasilkan hidrogen sulfida yang bisa diminum.

Dalam penelitiannya, para peneliti menutup aliran arteri koroner tikus selama 45 menit, kemudian mensimulasikan serangan jantung, dan memberikan diallyl trisulphide pada tikus sebelum aliran darah dipulihkan. hasilnya menunjukan, bahwa senyawa ini bisa mengurangi proporsi kerusakan jaringan jantung di daerah beresiko hingga 61%, dibandingkan denga hewan yang tidak diobati.

Dilansir dari Medicmagic, temuan ini disajikan pada 16 November 2011 lalu pada sesi American Heart Association’s Scientific di Orlando, Florida. Menurut para ahli,  penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan kemampuan diallyl trisulhide dalam  mengurangi pembengkakan pada jantung yang disebabkan oleh kerusakan jantung.

Sumber : MedicMagic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar